Cerita Homeschooling Family Cibubur

Homeschooling Indonesia - Selasa 11 September 2018 adalah hari dimana semangat saya meningkat cukup tinggi. Pagi-pagi sudah sibuk merapikan rumah dan mengajak anak menuju sebuah tempat bernama 'Ngopi Doeloe Cibubur' untuk bertemu dengan teman-teman praktisi homeschooling area Cibubur. Dan yang paling dinanti adalah bertemu dengan Bapak Ibu praktisi homeschooling yang anak tertuanya sudah menginjak usia seperempat abad.
Mbak Esa(nama anak tertuanya) saya kenal sekitar hampir satu tahun lalu melalui sebuah grup telegram Homeschooling Bekasi. Sebelumnya pernah saya ceritakan di tulisan lain(di sini). Kegiatan ini adalah sebuah diskusi bersama yang bertujuan untuk menggali lebih dalam ilmu mengenai homeschooling dari praktisinya langsung yang sudah lama menerapkannya.

Pagi itu cukup cerah, awalnya hanya beberapa orang yang berkumpul (3 keluarga) namun jelang pembukaan diskusi mulai banyak teman berdatangan, alhamdulillah acara dimulai dengan baik. Sekitar 7 keluarga berkumpul bersama anak-anaknya. Ruangan besar yang ditempati terasa cukup lapang dan anak-anak bisa bermain di sisi lain ruangan.

Sisi lain ruangan yang bisa digunakan untuk anak menulis dan bermain


Diskusi dimulai dengan pembukaan oleh suami saya dengan sedikit pengantar mengenai latar belakang acara. Selanjutnya Bapak Budi Kurnia (praktisi homeschooling sejak tahun 90-an) yang datang bersama 3 anaknya mulai bercerita lika-liku menjalani homeschooling.
Beliau mengaku bahwa saat itu belum mengenal istilah homeschooling. Waktu itu beliau bekerja di Luar Negeri dan melihat beberapa teman yang anaknya tidak disekolahkan.

"Ketika anak saya memasuki usia sekolah, ga saya sekolahkan, yang pertama menolak adalah ibu kandung saya"
Iya, ini adalah hal umum yang sering dialami oleh para praktisi homeschooling, mengalami penolakan dimana-mana mulai dari orangtua, keluarga besar dan tetangga. Pak Budi mengaku banyak temannya yang kemudian tidak menerima, sampai beliau sekeluarga dikucilkan dari lingkungannya.

Di lingkungan sebelumnya anak sayapun pernah mendapatkan bully verbal dari teman-temannya. Alhamdulillah di lingkungan baru banyak yang penasaran, dan anak-anak sekitarpun tidak mempermasalahkan status sekolah anak-anak saya.

Suasana Diskusi


Beberapa teman pak Budi mempertanyakan masa depan anak-anaknya, bagaimana dengan ijazahnya, menurut mereka yang punya ijazah saja belum tentu berhasil. Menurut pak Budi mungkin kita sedang lupa kalau kita punya Allah, Allah yang menggenggam masa depan anak-anak kita.

"Saya berdo'a kepada Allah, jadikan dia anak yang saleh anak yang bisa mendatangkan kebaikan buat ibu bapaknya. Saya minta di waktu jam berapa? Saya minta di waktu jam setengah 2 sampai jam 5 pagi sampai hari ini"

Saat beliau berkata begitu saya malu sebagai orangtua yang masih lalai dalam banyak hal. Masih suka melupakan Allah yang maha Mengatur. Saya sebagai orangtua hanya dititipi, bukan untuk memaksa anak-anak melaksanakan apa yang saya cita-citakan.

"Kita punya Allah, kalau kita yakin Allah itu ada, insyaAllah mudah segalanya"
"Kita bukan tuhan buat anak-anak kita, kita disuruh yang Maha kuasa untuk meluruskan anak-anak kita"
"Kita buat anak kita nyaman punya orangtua kita"

Begitu penjelasan pak Budi selanjutnya. Detail demi detail penjelasan diselingi juga dengan sedikit jawaban dari anak-anaknya yang kebetulan hadir anak pertama, ketiga dan kelima, bahwa mereka mengakui nyaman dengan asuhan orangtuanya.
Kelima anaknya tidak bersekolah, beliau sering mengajak anaknya ke toko buku dan memperhatikan minat anak-anaknya. Kursus yang dibutuhkan anak-anaknya didukung penuh, jika anaknya kemudian tidak suka langsung diberhentikan.

"Biarlah anak kita yang menentukan masa depannya, kita berdo'a" ujar pak Budi
"Saya dan Bapak bertekad walaupun anak saya tidak sekolah, tapi anak saya harus lebih dari anak sekolah tapi bukan dalam pelajarannya, dalam akhlaknya" ujar sang istri.

Mengenai disiplin di rumah, beliau berdua sangat kompak. Sang istri mengingatkan saya agar sejalan dengan suami saat menasehati anak dan membuat anak disiplin.

Untuk menjaga hubungan dengan orangtua pak Budi mengingatkan agar selalu berdo'a. Dan sang istripun menambahkan tunjukkan 1 saja keahlian anak, tunjukkan adab anak yang baik.
Praktisi homeschooling lain juga menjelaskan agar tidak keras terhadap orangtua, cukup jelaskan tujuan kita dan tunjukkan hasilnya.
Beberapa waktu belakangan saya berusaha keras memfokuskan berdo'a untuk melembutkan hati orangtua, alhamdulillah orangtua mulai bisa menerima. Dan saya berusaha menunjukkan akhlak dan adab baik dari anak-anak.

Nasehat demi nasehat mengalir dari mulut pak Budi dan saya merasa semakin sangat kecil dalam mendidik anak. Bersyukur Alhamdulillah telah dipertemukan dengan beliau pada hari itu. Beliau menasehati jangan menjadi orangtua yang takut, takut akan masa depan anak. Takut anak tidak bisa sukses, tidak bisa menjadi dokter. Kalau anak-anak suatu saat tidak bisa meraih cita-cita itu akan sangat mungkin orangtua menjadi stress atau terserang penyakit stroke.

Menurut anaknya yang ketiga, contoh dari orangtua itu penting. Itulah pelajaran berharga yang didapatnya dari sang ayah. Pelajaran itu menurutnya sangat melekat.


Penyerahan Souvenir


Menurut kedua ibu bapak ini anak tidak perlu dijauhkan dari sekolah, perlihatkan sekolah kepada anak-anak yang penasaran. Hal yang belum saya lakukan karena anak pertama sangat penasaran dengan sekolah meski dia sempat merasakan belajar PAUD dan TK beberapa bulan.

Pak Budi juga mengingatkan untuk menjaga makanan anak-anak. Karena menurut beliau dari makanan yang dimakan anak-anak bisa mempengaruhi akhlak anak.

Waktu yang berjalan masih dirasa kurang untuk terus bertanya banyak hal. Setelah ditutup dengan do'a kamipun akhirnya mengakhiri acara yang berlangsung sekitar 3 jam diselingi dengan istirahat dan shalat Zuhur.
Terakhir kami sempat berfoto bersama untuk kenangan. Satu persatu keluarga mulai meninggalkan tempat diskusi menuju tujuan masing-masing. Semoga semua yang diberikan oleh keluarga pak  Budi bisa saya dan suami ingat dan terapkan dengan baik.

Berfoto bersama


Terimakasih ilmunya bapak dan ibu sekeluarga semoga berkah. Aamiin.


Untuk melihat sebagian video kegiatan bisa diklik di link ini.

Komentar