Membuat Buku Itu Mudah?

Homeschooling Indonesia - Sulung saya belum begitu menampakkan ke arah mana keseriusannya. Jadi saya masih meraba-raba dan masih menyiapkan segala sesuatu yang dia butuhkan. Butuh berkresasi belikan buku kreasi, katanya mau jadi dokter belikan buku tentang tubuh manusia, kadang ingin belajar program komputer minta beberapa buku yang berhububgan dengan itu, dan sebagainya. Suatu waktu tertarik dengan tumbuhan, buku tentang tumbuhan dibawa kemana-mana dan dibaca hampir sepanjang hari.

Cukup sulit mencarikan referensi tentang buku tumbuhan. Buku yang ada berisi dongeng rakyat negara lain (karena bukunya terjemahan). Jadi kalau anak bertanya kadang saya tidak paham yang dimaksud buku. Dan saya juga tidak berniat mengenalkan anak cukup jauh tentang dongeng itu.

Asyik membaca di atas tumpukan buku

Beberapa waktu lalu si sulung ikut workshop fotografi dan beberapa jepretannya adalah tumbuhan. Kemudian saya berusaha merangkum beberapa foto itu dan menambahkannya dengan foto halaman rumah serta di tempat lain. Rangkuman itu saya tambahkan referensi dari data online dan menjadikannya dalam bentuk buku.

Belum bisa membaca tapi semangat membuka buku

Harapan saya buku itu bisa menjadi referensi lain untuk anak saya mengenal tanaman di sekitarnya, menjadi pemicu agar anak aktif fotografi (tapi ternyata dalam hal ini dia tidak begitu tertarik lagi), dan emak juga berharap agar si sulung suatu saat juga bisa membuat bukunya sendiri (yang lebih bagus tentunya, the real book).
Berbekal foto-foto si sulung dan beberapa foto yang saya googling saya membuat bahasan untuk 1 judul ke dalam 3 halaman.

Halaman pertama memuat foto jepretan si sulung serta nama-nama tanaman baik nama ilmiah atau sebutan di beberapa wilayah. Halaman selanjutnya masih memajang foto si sulung dengan keterangan cara menanam dan kegunaan tanaman. Halaman terakhir berisi foto-foto hasil googling beberapa jenis tanaman yang dimaksud.

Buku karya emak


Berapa lama pembuatannya?
Hmmmm.. cukup lama.. iya cukup lama.. kira-kira kurang lebih 1 bulan. Karena beberapa kali emak merasa tidak bersemangat melanjutkannya. Si sulung juga tidak begitu bersemangat saat diminta menambahkan foto.
Kesulitan yang saya hadapi waktu pembuatan adalah mencari referensi, karena saya tidak tahu nama tumbuhannya, lalu coba cari dengan foto, ada yang berhasil ada juga yang harus berusaha lebih keras dengan scroll lama sampai menemukan foto yang tepat. Pernah menemukan di blog nama yang sama ternyata tumbuhannya berbeda.

Untuk edit foto saya kadang kesulitan membuatnya terlihat jelas, karena ada beberapa foto yang blur. Agar terlihat orisinil, saya tambahkan beberapa shape yang saya buat sendiri dengan aplikasi di HP. Bentuk-bentuk bunga, matahari dengan senyuman, dan lain-lain.

Daftar isi

Isi buku


Setelah selesai diedit setiap hari si sulung menanyakan "kapan diprint bunda.. ". Emak selalu merasa sibuk belum bisa mewujudkan. Setelah cukup lama emak mencetak hasilnya ke kertas HVS ukuran A5 (kertas A4-nya potong 2 dulu). Meski hasil potongan sedikit kurang rata, dan hasil print ternyata kurang memuaskan si sulung tetap senang dengan buku hasil karya emak. Buku itu dibawa-bawa ke tempat mengaji, pergi ke toko buku, dan dibaca di rumah...

Emak berkesimpulan bahwa membuat buku itu tidak mudah, cukup sulit memikirkan apa yang akan ditulis dan darimana referensi yang tepat. Berharap semoga semakin banhak buku yang ramah anak. Buku anak yang saya minati kebanyakan buku terjemahan. Begitulah kalau homeschooling di rumah kami. Ga cuma anak-anak yang belajar, emaknya juga.

Semoga anak-anak emak selalu suka membaca ya.. tidak hanya melihat judul lalu sudah merasa mendapatkan semua ilmunya. Amin...

Komentar

  1. waaaah inspiratif sekali mba, pengen niru idenya :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Monggo mbak..
      Mari membuat buku.. 😊
      Kalau saya masih super sederhana nih...

      Hapus
  2. Keren banget, saya bintangin ya mbak, mau saya contek. Kebetulan saya sdng proses mau HS AUD anak2 TFS :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih mbak... 😊
      Semoga bisa terwujud ya mbak.. semangat... 😉

      Hapus

Posting Komentar