Belajar menyayangi saudara adalah bagian dari Homeschooling kami

Bagi saya mempunyai bayi adalah tantangan besar dalam mendidik anak-anak dengan sistem Homeschooling. Sebagian besar fokus saya adalah kepada bayi, sementara suami tetap harus bekerja di luar rumah.

Pola belajar mulai berubah dan semakin berkurang jamnya untuk menemani anak belajar, tapi saya selalu berharap semoga anak saya tidak menjadi orang yang lalai dalam belajar. Memang anak-anak jadi belajar mandiri, namun agak sulit terlihat perkembangannya pada anak kedua. Anak kedua termasuk yang moody dalam belajar, kalau dia memang ingin belajar barulah dia mengambil buku dan alat tulis. Diberi jadwal masih belum bisa. Sementara anak pertama diberi jadwal juga masih belum begitu disiplin, meski belajar mandiri sudah mulai bisa. Terkadang ia terlalu banyak bermain, terkadang terlalu banyak memegang laptop, terkadang terlalu sering mengetuk hp-nya, terkadang asyik menonton televisi, atau bahkan terkadang terlalu asyik berkreasi.

Bercanda dengan adik bayi


Dibalik itu semua saya ingin anak-anak belajar menyayangi saudaranya. Sejak punya anak kedua saya mulai belajar agar anak tidak boleh merasa kasih sayang hanya tercuarh kepada adik bayi semata, maka ia harus dilibatkan menjaga adik bayi. Anak kedua memang sejak bayi belum lahir sudah sangat ingin menimang adiknya, berusaha mencari referensi bagaimana merawat adik bayi (padahal belum bisa membaca).

Sejak hari pertama kelahiran mereka sudah rebutan ingin merawat adik bayi. Rebutan mengambilkan perlengkapan adik setelah mandi, rebutan membuang popok sekali pakai yang sudah kotor, lalu rebutan menjaga adik agar tidak menangis, rebutan ingin menggendong adik bayi dan lainnya. Saya senang mereka perhatian kepada adiknya, namun tak jarang hal itu menjadi bahan pertengkaran memperebutkan giliran, atau memperdebatkan siapa yang harus mengambil kebutuhan adik.

Belajar memakaikan baju adik bayi setelah mandi


Di saat seperti ini anak-anak belajar menyayangi saudaranya dan juga sekaligus mengendalikan diri agar tidak saling bertengkar.
Anak-anak ingin menggendong, saya tidak serta merta melarang meski mereka masih belum bisa, sambil dipegangi memberikan adik bayi pada mereka. Anak-anak kasihan melihat adik bayi yang belum bisa membalik badan sendiri, sayapun mengajari mereka bagaimana cara membalik badan adik bayi. Anak-anak ingin ikut memegangi adik bayi saat duduk karena adik belum bisa duduk sendiri, saya bantu mereka memegangi adiknya. Belakangan emak mulai sibuk membuat MPASI bayi, lalu mereka berebutan ingin memberikan makan adik. Meski belum bisa, mereka tetap gigih ingin menyuapi adiknya. Jika adik bayi menangis keduanya berebutan menyenangkan adiknya dengan beragam gaya dan memperlihatkan video untuk bayi.

Bahagia bersama adik bayi yang sedang menikmati makannya


Itulah beberpa keseruan saat homeschooling harus tetap dijalani meski ada adik bayi yang harus diurus. Saya tidak ingin membuat anak-anak merasa tersisihkan dengan adanya adik bayi. Semoga anak-anak sampai nanti tetap saling sayang dan menghargai. Aamiin.. 😊

Komentar

  1. Belajar menemani dan mengenakan pakaian adik bayi juga termasuk belajar ya, Mbak. Semoga setiap kerempongan akan terurai menjadi senyum bahagia ya, Mbak. Semangat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya benar mbak. Anak yang besar jadi merasa tetap dibutuhkan.

      Hapus

Posting Komentar